Minggu, 08 Maret 2009

Meditasi Adalah Mengamati dan Menikmati “Kekinian” Anda

21.23

Perenungan merupakan salah satu bentuk meditasi yg paling dikenal. Saking lumrahnya, boleh jadi kita tak menyadari, bila saat merenung sebetulnya kita sedang bermeditasi secara alamiah. Merenung bukanlah melamun atau mengkhayal. Disini ada satu objek perenungan yang jelas, yang tetap dipegang, apakah itu bersifat sekala maupun niskala, bersifat lahiriah maupun batiniah.

Dengan mengamati suatu objek dengan cermat, seksama dan penuh perhatian, kita memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang objek tersebut. Objek yang dianjurkannya dalam perenungan adalah objek dalam. Sayangnya, kita umumnya tidak bisa serta merta melakukannya demikian. Dalam mengawali latihan, penggunaan objek luar terasa jauh lebih mudah.

Memanfaatkan keluar-masuknya napas sebagai objek misalnya, disamping tidak sepenuhnya di luar, juga memberi efek ganda berupa ketenangan dan kesehatan.
sumber : SI

Mengamati Dengan Seksama dan Penuh Perhatian

20.05

Manakala kita mengamati sesuatu – apakah sesuatu itu ada di luar maupun di dalam – dengan seksama dan penuh perhatian, maka diapun akan menjelaskan dirinya sendiri kepada kita. Dia seakan-akan memfungsikan dirinya sebagai guru bagi kita; ia bisa mengajari kita dengan amat jelas, lengkap namun sederhana, tentang apa dia adanya

Umumnya, setelah kita beranjak di mana berbagai persoalan hidup yang makin menumpuk silih-berganti menuntut untuk diperhatikan juga, “mengamati dengan seksama dan dengan penuh perhatian” secara alamiah dan sedikit demi sedikit semakin menjauh dari kita, untuk akhirnya tidak lagi akrab dengan kita. Apa yang tadinya merupakan sesuatu yang akrab dan alamiah, kini malah menjadi sesuatu yang nyaris tak pernah dikenal, sesuatu yang sama sekali asing lagi.

Oleh karenanya, meditasi sebetulnya bukanlah sesuatu yang sama sekali asing bagi kita. Kitalah yang mengasingkannya dari hidup kita, dengan tanpa sepenuhnya disadari. Alhasil, bukanlah sesuatu yang begitu aneh bila kita malah telah menjadikan Diri kita sebagai orang yang asing bagi diri kita sendiri. Dan untuk mengenal-Nya kembali kini terasa sulit. Kita telah terlanjur membangun tembok demi tembok, sekat penghalang demi sekat penghalang, tabir demi tabir antara kita dan Sang Diri-Jati.
sumber : SI (Adjimundita)

TAN SAMAR PAMORING SUKMA (nasehat-nasehat bijak)

17.25

Tan samar pamoring sukma, sinuksma ya winahya ing ngasepi, sinimpen tetelenging kalbu, pembukane warana, tarlen saking liyep layaping ngaluyut, pindha pesating supena, sumusuping rasa jati.

01
Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya, karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu

02
Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata. Semoga kamu memimpikan orang seperti itu.

03
Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan

04
Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang cukup untuk membuatmu baik hati,cobaan yang cukup untuk membuatmu kuat, kesedihan yang cukup untuk membuatmu manusiawi, pengharapan yang cukup untuk membuatmu bahagia dan uang yang cukup untuk membeli hadiah-hadiah.

05
Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi acapkali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.

06
Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.

07
Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita milik sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.

08
Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hati orang itu pula.

09
mASIH aDA lANjUtaNnYa...